Sate Bulayak, Sate Anti Mainstream

Kalau readers makan Sate dengan bumbu kacang saja sudah mainstream, lain lagi halnya jika readers menikmati sate yang satu ini. Sate Bulayak, masakan khas Pulau Lombok. Memang  Sate Bulayak tak begitu berbeda dengan sate kebanyakan karena masakan ini juga memakai bahan berdasar daging sapi dan jeroan.

Namun keunikan sate ini terdapat pada bulayak, yaitu lontong yang dililit dengan daun aren atau enau. Bulayak berukuran lebih kecil dibanding lontong biasa. Cara melilitnya pun unik. Daun dililit secara spiral. Dalam bahasa Sasak “Bulayak” memang berarti “lontong”.  Bagi beberapa orang, rasa Bulayak jauh lebih lembut dan gurih ketimbang lontong maupun ketupat karena daun aren yang melilit bulayak tersebut membuat aroma dan rasa Bulayak menjadi sedap dan membedakan dengan lontong dan ketupat.

Bumbu yang disajikan pada sate ini berbeda dengan bumbu kacang pada sate yang biasa dijumpai, bisa dibilang anti mainstream, karena Bumbu di sini tidak hanya terbuat dari kacang tanah namun juga di campur dengan santan. Kacang yang telah disangrai, ditumbuk, lalu direbus bersama santan, setelah itu dicampur dengan bumbu-bumbu lain seperti ketumbar, jintan, bawang dan cabai menghasilkan rasa yang pedas untuk disantap. Sate yang sudah dilumuri bumbu tersebut kemudian dibakar diatas arang batok kelapa. Tidak lama, Aroma sate yang sedang dibakar inilah yang membuat pembeli tidak sabar untuk segera menyantap Sate Bulayak. Setelah matang, sate dikucuri air jeruk nipis dan ditaruh beberapa potongan cabe rawit. Cara menghidangkan Sate Bulayak juga unik, Penjual biasanya tidak menyediakan garpu maupun sendok sehingga readers harus menikmati sate ini dengan cara mencocol pada bumbu sate yang sudah disediakan.

Untuk menikmati sate ini, readers cukup dengan membuka daun aren yang melilit bulayak. Lalu dicelupkan ke bumbu kacang yang telah disediakan. Pertemuan gurihnya bulayak dan bumbu kacang yang pedas menghasilkan kombinasi rasa yang sempurna. 

Hmm sudah terbayang betapa lezatnya Sate bulayak? Sate ini bisa dengan mudah ditemukan di Jalan Udayana, Mataram, NTB atau juga di tempat wisata Suranadi, Lombok Barat.