Sabtu, 02 April 2016

Keliling Lombok pakai Cidomo Yuk!



Hari ini admin mau membahas alat trasportasi yang terkenal di Lombok yaitu Cidomo. Cidomo adalah alat transportasi yang berbentuk gerobak mini dan ditarik dengan kuda mini. Kalau dilihat sekilas, kendaraan ini mirip dengan delman atau andong atau dokar yang terdapat di pulau Jawa.

Kata Cidomo berasal dari kata Cikar, dokar, dan montor. Cikar adalah alat angkut atau tempat angkut penumpang tanpa atap dan kuda. Sedangkan dokarnya adalah keseluruhan bagian termasuk atap. Sebutan montor dipakai karena kendaraan ini bergerak dengan tenaga kuda sebagai alat transportasi. “Bergeraknya itulah yang membuat ia disebut montor.


Sejarah Cidomo ini bermula dari alat transportasi tradisonal yang bernama Cikar atau biasa diketahui sebagai kendaraan tradisonal yang ditarik oleh kuda tapi di khususkan untuk mengangkut barang bukan penumpang.

Sedangkan dokar sendiri merupakan alat transportasi tradisonal yang ditarik oleh kuda tetapi di khususkan digunakan untuk mengangkut penumpang. Dokar banyak juga ditemukan dibeberapa daerah di Indonesia nama lain dari dokar di beberapa daerah adalah Delman.

Yang berbuat beda juga kalau delman atau andong menggunakan roda kayu, tapi kalau cidomo menggunakan roda mobil bekas sebagai rodanya. Sampai saat ini alat transportasi ini masih menjadi sarana utama transportasi terutama pada daerah-daerah yang tidak dapat dijangkau oleh angkutan publik dan pasar, karena memang di daerah ini angkutan agak susah.


Tarif untuk jarak tempuh 3 km, biasanya para kusir mematok harga Rp.3.000, tapi tarif ini akan melambung tinggi bisa sampai 10 kali lipat dari harga aslinya jika kita menaikinya di daerah-daerah wisata seperti Gili Trawangan. Cidomo sangat nyaman kita naiki sambil mengitari kota Mataram.
Bottom of Form

Jumat, 01 April 2016

Uniknya Rumah Adat Dusun Sade, Lombok



Tak hanya pantai dan pegunungan yang menjadi daya tarik pulau Lombok, Pulau yang terkenal dengan makanan khasnya yang pedas ini juga memiliki kekayaan budaya tradisional yang sangat beraneka ragam.

Salah satunya adalah Dusun Tradisional Sasak Sade. Sade Village ini merupakan salah satu Desa Tradisional Sasak (suku asli Pulau Lombok) atau sebuah perkampungan suku Sasak asli yang masih mencoba mempertahankan dan menjaga keaslian sisa-sisa kebudayaan Sasak lama sejak zaman pemerintahan Kerajaan Pejanggik di Praya, Kabupaten Lombok Tengah sampai sekarang.

Dusun Sade ini terletak di Desa Rambitan, Kecamatan Pujut. Desa ini terletak di wilayah bagian selatan Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat - NTB. Sangat gampang mencarinya karena terletak di pinggir jalan raya menuju Pantai Kuta Lombok, dan berjarak sekitar 5 kilometer dari Bandara International Lombok.

Bentuk rumah penduduk di dusun ini juga unik yaitu terdiri dari 2 ruang, ruang pertama bagian depan ruang setelah kita memasuki pintu utama, setelah itu terdapat ruang dalam yang letak lantainya lebih tinggi 2 anak tangga dari lantai ruang depan, untuk memasui ruang dalam kita harus melewati pintu kayu yang berukuran kecil dengan tinggi sekitar 150 cm dan berbentuk oval.
 

Di ruang dalam ini terdapat 2 tungku untuk memasak yang terbuat dari tanah dan menyatu dengan lantainya. Masyarakat sade memasak menggunakan kayu sebagai bahan bakarnya, tidak jauh dari tungku terdapat ruang dengan dinding bilik bambu yang merupakan ruang tidur. Jarak antara lantai dengan atap sangat tinggi sehingga udara di dalam terasa sejuk.

Pada bagian luar rumah, tepatnya di depan rumah terdapat bangunan lumbung padi yang bentuknya sangat unik. Pada bagian bawah lumbung terdapat bale-bale atau rumah sebagai tempat penduduk berinteraksi sekaliguas tempat menjaga lumbung.

Mata pencaharian penduduk adalah bertani sementara penduduk wanitanya betenun. Hasil tenunnya di pasarkan pada art shop dan juga di sekitar rumah dengan harga yang bervariasi tergantung ukuran dan tingkat kesulitan proses pembuatan kain tenun.


Walaupun terletak dipinggir jalan raya, penduduk dusun sade tetap memegang adat istiadat dan tidak terpengaruh dengan gaya hidup modern di perkotaan, sehingga jika readers berkunjung ke dusun sade, maka readers akan mendapatkan kenyamanan dan kedamaian yang tidak akan readers dapatkan di perkotaan.