Kamis, 02 Juni 2016

Kain Tenun Songket Sukerare, Pakaian adat Khas Lombok

WISATA LOMBOK - Desa Sukerare merupakan desa penghasil kerajinan tenun songket Lombok yang terkenal. Lokasinya berada di luar jalur jalan negara, Kecamatan Jonggot, Lombok Tengah. Perjalanan menuju desa ini dapat ditempuh menggunakan angkutan umum dari Bertais ke Praya dan turun ketika menjelang sampai di Puyung. Kemudian dapat dilanjutkan dengan memakai jasa ojek menuju Sukarara.

Desa ini berjarak sekitar 25 km dari kota Mataram. Disarankan, bila berkunjung ke desa ini sebaiknya menggunakan kendaraan pribadi atau sewaan, mengingat angkutan umum yang jarang untuk ditemui. 

Seperti dikenal sebelumnya bahwa Sukarara adalah sentra penghasil songket terbesar di Lombok. Hal ini sudah menjadi bagian dari komoditi hingga merambah pasaran luar negeri. Tenun songket merupakan kain tenun yang dibuat dengan teknik menambah benang pakan dengan hiasan-hiasan dari benang sintetis berwarna emas, perak, dan warna lainnya. Hiasan itu disisipkan di antara benang lusi. Terkadang hiasan dapat berupa manik-manik, kerang, maupun uang logam.

Kain Tenun Songket Khas Sukarara Lombok
Kain Tenun Songket Sasak Lombok (c) pasocamino.blogspot.com
Setibanya di Sukarara, maka pengunjung akan langsung disambut oleh kaum perempuan berpakaian adat Sasak. Mereka dengan sigap mendemonstrasikan keterampilan mereka dalam menenun. Beberapa toko biasanya menyuguhkan tontonan teknik-teknik menenun kain songket, hal tersebut dapat langsung dilihat oleh para pengunjung. Teknik-teknik tersebut merupakan teknik tradisional sederhana yang masih dilakukan oleh pengrajin, yakni mulai dari mengolah benang (menggunakan pemberat yang diputar-putar dengan jari-jari tangan, pemberat tersebut berbentuk seperti gasing terbuat dari kayu), hingga menjadi selembar kain yang berwarna warni. Pengunjung yang berminat pun dapat turut serta mencoba menenun seperti perempuan-perempuan sasak itu.


Kain Songket ini dipakai sebagai bagian dari pakaian tradisional suku Sasak yang bernama Baju Lambung (baju wanita), baju adat khas Lombok dengan motif hitam polos dengan variasi bawahan yang beragam, biasanya berbentuk selendang, ikat pinggang atau aksesoris lainnya. Sedangkan untuk yang pria biasanya menggunakan songket sebagai bawahan (pasangan baju adat Tegodek Nongkeq) yang diatur sedemikian rupa sehingga indah dipandang. dan Lihat saja gambar dibawah ini, cantik banget kan kalau baju Lambung dipadukan dengan Kain Songket ini??


Kain tenun rata-rata dikerjakan di rumah (home industry). Hampir setiap rumah memiliki alat tenunnya sendiri. Namun, profesi penenun hanya dilakoni oleh kaum perempuannya saja, sedangkan para pria bekerja sebagai petani di sawah. Ada tradisi unik terkait songket ini, kaum perempuan yang ingin menikah diwajibkan untuk memberikan kain tenun buatannya sendiri kepada pasangan. Apabila belum mampu membuat tenun songket, maka perempuan tersebut belum boleh menikah. Namun, bila nekat ingin menikah juga, maka perempuan tersebut akan dikenakan denda. Denda dapat berupa uang maupun hasil panen padi.

Baju adat Lambung khas Sasak Lombok
Baju adat Lambung dengan kombinasi Selendang Songket (c) fotografindo.com
Tenun Songket Sukerare Lombok Tengah
Kain Tenun Songket Sasak Lombok (c) ninanulis.wordpress.com
baju adat lambung kombinasi kain tenun songket lombok
Baju adat Lambung Dipadukan dengan Kain Tenun Songket saat Nyongkolan (c) uazmiyati.wordpress.com
Baju adat Lambung khas Sasak Lombok
Baju adat Lambung dengan Sabuk Songket (c) www.facebook.com
Kain tenun songket dipadukan dengan baju adat tgodek Nungkeq (c) berita.lombokonline.co.id
Motif-motif songket yang ditawarkan pun sangat beragam, antara lain motif ayam, motif kembang delapan, motif kembang empat, motif begambar tokek yang merupakan simbol keberuntungan, motif pakerot yang berbentuk horizontal, motif trudak yang berwarna violet, dan masih banyak lagi. Masing-masing motif memiliki maknanya sendiri-sendiri.


Untuk menenun satu kain Songket diperlukan minimal satu minggu untuk motif yang sederhana. Semakin rumit motifnya semakin lama waktu yang diperlukan, bisa sampai berbulan-bulan. Satu kain ini dijual mulai dari harga 300an ribu sampai 2 jutaan. Cukup mahal memang, namun mengingat bahan, motif, dan waktu pengerjaannya, harganya cukup masuk akal. Ada ukuran mulai dari anak-anak sampai dewasa.

Desa Sukarara juga memproduksi tenun ikat. Bahan tenun ikat sangat sederhana yakni terbuat dari bahan katun. Waktu produksi tidak membutuhkan waktu yang lama, cukup satu hari penenun dapat menyelesaikan tenun ikat sepanjang 3 meter. Harga tenun ikat pun bervariasi tergantung bahan pewarna kainnya, apabila terbuat dari pewarna kimia maka dibanderol dari harga Rp.100.000-an, sedangkan kain yang terbuat dari pewarna alami maka harga dipatok dikisaran Rp.150.000-an.

Untuk harga tenun songketnya pun bervariasi sesuai dengan ukuran, tingkat kesulitan, dan bahan baku yang dipakai. Paling murah didapati harga Rp.50.000 untuk ukuran taplak meja kecil, sedangkan untuk selendang, syal, dan ikat kepala dapat dibanderol harga sekitar Rp. 100.000. Kain tenunan yang dikombinasikan dengan benang emas bisa bernilai sekitar Rp.1,5 jutaan hingga Rp.2,5 jutaan.

Hal yang paling sulit dari menenun kain ini adalah menentukan motifnya di awal, karena yang terlihat mata di alat tenunnya hanyalah benang, benang, dan benang, dan benang lagi tetapi ketika ditenun bisa menjadi kain bermotif dan berwarna-warni. Bukan hal yang gampang tentunya.


sumber: http://www.wisatadilombok.com/2013/05/kain-tenun-songket-sukerare-pakaian.html

Mengenal Lebih Dekat Keunikan Suku Sasak Bayan

BUDAYA LOMBOK - Berwisata ke berbagai daerah di Indonesia memang sesuatu yang menyenangkan. Adanya beragam budaya adat istiadat, dan juga keindahan alamnya yang menawan membuat Indonesia menjadi salah satu tujuan wisata yang menarik, baik bagi wisatawan mancanegara maupun domestik. Kawasan yang membentang dari Sabang hingga Merauke memiliki beragam jenis kekayaan budaya dan adat istiadat, salah satunya di pulau Lombok dengan beragam suku, adat dan tradisinya. Suku Bayan salah satunya. Suku ini menjadi salah satu suku yang cukup populer disana. 

Mengapa? Tentu saja, karena mereka memiliki budaya dan adat istiadat yang masih sangat diterapkan dan dilestarikan dengan baik oleh masyarakatnya. Meskipun masih berpijak pada budaya dan adat istiadatnya, namun mereka tetap terbuka akan kemajuan zaman termasuk untuk beragam jenis produk zaman sekarang, misalnya penggunaan ponsel, digital camera dan teknologi lainnya. Keunikan inilah yang membuat Suku Bayan cukup dikenal.

ADAT ISTIADAT SUKU BAYAN

Wanita Suku Bayan (c) wisata.kompasiana

Suku Sasak Bayan yang terletak di Desa Bayan, Lombok Utara ini memiliki adat dan budaya yang sangat kental meskipun mereka tidak menutup diri pada budaya modern. Beragam jenis adat dan tradisi masih sangat kental di sana. Salah satunya ialah tradisi dalam melakukan kegiatan dengan orang di luar keluarga inti yang dilakukan khusus di area rumah yang dinamakan Berugaq. 

Berugaq merupakan suatu bangunan terbuka mirip gazebo di area rumah yang memang digunakan untuk melakukan beragam aktivitas dengan orang di luar keluarga inti. Bangunan tersebut berada di luar bangunan rumah namun masih di kawasan yang sama.

Selain itu, tradisi menggunakan pakaian adat juga masih dilestarikan di sana, sehingga jika kita berkunjung ke Desa Bayan dan mengikuti beragam kegiatan, kita harus menggunakan pakaian adat mereka: ikat kepala, songket, dan songket untuk para pria, dan untuk wanita menggunakan kemben serta sarung saja. Budaya Nyirih juga masih sangat kental di Suku ini.

Pada dasarnya Suku Bayan merupakan bagian dari Suku Sasak Lombok yang mendiami Desa Bayan sehingga adat istiadatnya juga kental dengan adat Suku Sasak, sehingga seringkali disebut dengan Suku Sasak Bayan.

WETU TELU di SUKU BAYAN

Upacara Wetu Telu di Bayan Lombok (c) wisata.kompasiana.com
Salah satu hal yang cukup kental dengan kehidupan masyarakat Suku Bayan ialah adanya filsafat luhur di dalamnya, yakni yang disebut dengan “Wetu Telu”. Filsafat ini sangat erat hubungannya dengan masyarakat Suku Bayan ini karena sudah ada dari zaman Raja Bayan.

Yang dimaksud dengan Wetu Telu tersebut ialah kepercayaan bahwa segala jenis proses hidup di dunia tidak dapat terlepaskan dari tiga hal penting yang utama, yakni “menganak”, “menteluk” dan juga “mentiuk”, atau dalam bahasa Indonesia berarti melahirkan, bertelur dan juga berbiji. Filsafat dan kepercayaan tersebut masih dipegang teguh oleh masyarakat Suku Bayan di sana.
 
sumber: http://www.wisatadilombok.com/2013/04/mengenal-lebih-dekat-keunikan-suku.html

Desert Point Bangko Bangko, Surganya Para Peselancar

WISATA LOMBOK - Bagi para pecinta Surfing / selancar, salah satu spot point yang paling terkenal di Indonesia adalah Desert Point alias Bangko-bangko yang terletak di Kecamatan Sekotong Lombok Barat, tepatnya di barat daya Pesisir Lombok. Jika anda berwisata ke Bali, ada baiknya mencoba berkunjung ke tempat wisata ternama ini. Dengan menggunakan kapal laut Ferry menuju pelabuhan Lembar, lalu dari Lembar anda tinggal menyewa jasa travel atau mobil sewaan yang bisa di jumpai di sekitaran Lembar. Lama perjalanan menuju Desert Point kurang lebih 2 Jam dari Lembar.  Selain itu anda bisa langsung menyewa kapal langsung dari Bali, jika dari Kuta Bali anda hanya menghabiskan waktu 3jam menuju Bangko-bangko.
Infrastruktur Jalan dari Labuan Poh (Sekotong Barat) hingga ke Bangko-bangko memang kurang bagus, jalanan yang sedikit berbatu dan berkelok kelok serta menanjak rasanya akan menghabiskan banyak waktu dan modal. Namun jangan salah, saat musim surfing datang, banyak peselancar kelas dunia yang rela menginap berlama lama di pondok pondok sederhana di pinggir pantai demi menjumpai ombak ganas yang dikatakan berkelas Totally Epic tersebut.
Pantai Bangko Bangko Sekotong
Desa Bangko Bangko Sekotong (c) fantastic-lombok.com
Saat ini Desert Point dinobatkan menjadi salah satu tujuan wisata selancar terfavorit di dunia dan menempati urutan ke 6 dalam susunan “10 Pantai tujuan Surfing dengan Ombak terganas” versi International surfing Association. Maka tidak mengherankan jika belakangan kemudian muncul kompetisi kompetisi adu nyali di tempat ini.

Desert Point Bangko-bangko memiliki jenis ombak khas yaitu Ombak Kiri, dimana ketika berselancar, ada saat yang dinamakan “lefthand” yakni ketika terdorong ombak hanya bisa meluncur ke sisi kiri. Desert Point juga sering disebut sebagai pantai dengan ombak terbaik di Bumi ini. Anda bisa menemukan ombak berbentuk dinding cekung selama 10 detik atau bahkan mencapai 20 detik lamanya dengan dinding terpanjang yang mencapai 300 meter, sebuah moment penting yang paling ditunggu oleh para peselancar.

Waktu terbaik jika anda ingin mengunjungi Desert Point adalah pada kisaran bulan Mei hingga Oktober, dimana bulan bulan tersebut adalah saat ombak pasang naik atau turun. Kadang kadang, bisa sampai berminggu-minggu lamanya tanpa ombak, namun begitu ketika ombak datang semua penantian akan terbayar sudah.
Surfing di Desert Point bangko bangko
Surfing di Bangko bangko (c) initempatwisata.com
View Pantai Bangko Bangko (c) deddydsfotografie.blogspot.com
Surfing di Bangko bangko
Aktifitas Surfing (c) panoramio.com
Pantai bangko Bangko Sekotong
Selamat pagi Bangko-Bangko (c) nationalgeographic.co.id Forum
Jika Anda berminat untuk surfing di Desert Point, pastikan kondisi kesehatan Anda cukup fit / cukup siap untuk perjalanan jauh dengan medan tempuh yang lumayan berat. Waspadai juga terhadap kemungkinan malaria. Dan yang terpenting, Anda harus sabar menunggu hingga ombak terbaik datang.

Siap berselancar ke Bangko-bangko ?? Lihat Referensi Penginapan dan Hotel Murah disini !!!

Selain menawarkan keindahan ombak untuk berselancar, kondisi pantainya yang bervariasi dari datar, bergelombang dan berbukit dengan bebatuan alam yang tampak kokoh dan pasir putihnya yang menghiasi pantai dibagian barat kawasan , Bangko-bangko juga menawarkan keindahan biota bawah laut kepada anda sehingga anda juga bisa melakukan kegiatan menyelam, snorkeling atau sekedar memanjakan badan dengan berendam di Pantai.

Pesona wisata lain yang tak kalah menarik adalah wisata trekking dan sejarah di kawasan “Taman Wisata Alam Bangko-bangko” seluas 2.169 Ha. Hutan Taman Wisata Alam Bangko Bangko termasuk dalam tipe ekosistem hutan pantai dan hutan musim dataran rendah serta hutan mangrove. Vegetasi pantai Bangko Bangko terdiri dari jenis antara lain Biduri (Calothropus gigantea), Pandan Laut (Pandanus sp). Jenis tumbuhan yang dapat dijumpai di bentang hutan musim dataran rendah diantaranya Bajur (Pterospermum javanicum), Kesambi (Schleicera oleosa), Waru (Hibiscus tiliaceus), sedangkan pada vegetasi mangrove dapat dijumpai jenis-jenis antara lain Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, Ceriops tagal. Jangan lupa untuk menyempatkan diri melihat sisa-sisa peninggalan jaman penjajahan Jepang berupa puing-puing benteng pemantau pertahanan Jepang lengkap dengan meriam yang terletak dalam sebuah bukit.

Untuk mencapai kawasan wisata internasional ini anda bisa mulai dari Mataram – Sekotong – lalu ke Bangko Bangko dengan jarak kurang lebih 70 kilometer dengan lama waktu tempuh sekitar dua jam, menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Jika Anda menggunakan angkutan umum, bisa dimulai dari Terminal Mandalika Bertais tujuan Lembar, kemudian dari terminal Lembar naik angkutan umum jurusan Labuhan Poh.
Sepulang anda dari kawasan Pantai Bangko-bangko, anda bisa mampir perkampungan para nelayan, berbagai jenis ikan laut bisa dibeli disini dengan harga murah sebagai oleh oleh untuk orang orang tercinta yang menanti dirumah. Jika ingin menginap dan menghabiskan waktu senggang di daerah ini, beberapa hotel terdekat yang bisa menjadi pilihan anda bisa dilihat di link ini.
 
sumber: http://www.wisatadilombok.com/2014/09/desert-point-bangko-bangko-surganya.html

Opak Pelecing Khas Lombok Utara

KULINER LOMBOK - Hari Minggu 21 April 2013 kemarin, saya berkunjung ke Kampung Kelahiran di Desa Lekok, Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara. Suasananya tidak banyak berubah dan tetap asri seperti bertahun-tahun yang lalu. Udara pantai dan bukit yang segar meniup membuat wajah menjadi sejuk.

Saat berkunjung ke daerah manapun, satu hal yang tidak dapat dihindari dan merupakan kewajiban adalah mencoba kuliner khas. Mungkin makanan ini tidak asing bagi saya dan beberapa orang yang berasal dari Lombok Utara. Namun bagi orang lain, makanan ini terbilang cukup unik dan menarik, karena perpaduan antara Opak yang terbuat dari ubi dengan Pelecing Kangkung.

Opak yang biasa dimakan menggunakan sambal atau bahkan dicelup ke kopi hitam kali ini disajikan menggunakan pelecing, tanpa nasi dan tanpa lauk lainnya. Rasanya sangat lezat, apalagi opak yang renyah seperti kerupuk menjadi melempem karena sambal pelecing tadi.
Opak Pelecing Khas Lombok Utara (c) infolombok.net

Jika anda berkunjung ke Lombok Utara jangan lupa untuk menyicipi menu kuliner Opek Pelecing Khas Lombok Utara ini ya. Untuk aneka pilihan hotel terdekat di sekitar Lombok Utara, anda bisa menjatuhkan pilihan di The Oberoi Hotel, Tugu Lombok Hotel, The Lombok Lodge, Medana Resort, Villa Gili Sunset, Medana Bay Marine dan Gondang Beach Hotel.
 
sumber: http://www.wisatadilombok.com/2013/06/opak-pelecing-khas-lombok-utara.html

Air Terjun Asin Tanjung Jagog, Fenomena Unik Pantai Nambung di Lombok

Wisata di Lombok - Di Pesisir Pantai Nambung, Dusun Pengantap Desa Buwun mas Kecamatan Sekotong - Lombok Barat terdapat fenomena alam yang sangat unik. Pantai Nambung yang dijuluki "Tanjung Jagog" ini dipenuhi batuan karang yang besar bak Green Canyon di luar negeri sana. Deretan batuan karang yang tinggi tersebut ketika disapu oleh ombak besar yang datang dari sisi timur selatan akan membentuk sebuah panorama alam yang keren. Hantaman ombak yang datang ke batu karangnya akan terlihat seperti sebuah Air Terjun.
Pantai Nambung terletak di bagian selatan Pulau Lombok, berbatasan dengan Samudera Hindia yang berombak besar dan bergulung gulung. Ini kemudian menyebabkan beberapa titik di lokasi perbatasan samudera tersebut lebih menjadi prioritas tempat surfing atau berselancar, kurang aman untuk berenang atau bersnorkeling dengan keluarga dan anak anak.
Air terjun asin di Tanjung Jagog, Pantai Nambung Lombok
Air Terjun Asing di Tanjung Jagog, Pantai Nambung Lombok (c) Nandy Photography
Akan tetapi, dengan isi lautnya yang lebih banyak dihuni oleh ikan ikan berukuran besar dan monster, lokasi perairan yang berupa teluk di bagian ini juga sering kali menjadi tujuan memancing dan menangkap ikan para nelayan nelayan luar Lombok.
Pantai Nambung dengan Air Terjun Asin nya di Tanjung Jagog kini menjadi salah satu destinasi wisata Lombok yang mulai dilirik para pelancong asing maupun lokal. Sebuah hempasan ombak besar yang diikuti dengan turunnya air laut di tebing bebatuan dan karang setinggi 10 meter, menghadirkan view air terjun yang menakjubkan, aliran Air Terjun Asin ini hampir mirip dengan view air terjun Benang Stokel atau Benang Kelambu di Wilayah Lombok Tengah sana.
Keindahan Air Terjun Tanjung Jagog ini seringkali menggoda hati para pengunjungnya untuk mengabadikan moment-moment indah itu, namun saran saya jangan sekali sekali mencoba untuk memanjakan diri di bawah aliran air terjun tersebut hanya demi sebuah dokumentasi keren atau sekedar uji nyali, karena beberapa waktu yang lalu seorang pengunjung remaja yang mencoba uji nyali dibawah aliran air terjun ini mengalami cidera patah tulang punggung karena dihempas oleh terjangan air terjun ke bebatuan.
Pemandangan pesisir pantai berpasir putih seperti merica juga bisa anda temui ditempat ini, karena pantai Nambung ini masih segaris dengan wilayah Pantai Kute, Pantai Mawun ataupun Pantai Selong Belanak di Lombok Tengah sana. Selain lautan yang membiru dengan pemandangan gunung gunung indah di pinggirnya, Pantai Nambung juga masih dikategorikan destinasi wisata yang baru di Lombok, kenyamanan yang terkesan alami, keramahtamahan penduduk setempat, ataupun fasilitas fasilitas umum yang agak susah anda temui ditempat ini, bahkan untuk sekedar parkirpun anda harus menitipkan kendaraan di rumah rumah penduduk sekitarnya.
Untuk menuju ke Air Terjun Pantai Nambung, sebaiknya anda memakai kendaraan pribadi atau menggunakan jasa transportasi charter di sekitar wilayah Gerung. Jika starting point adalah Kota Mataram, anda membutuhkan waktu kurang lebih 2.5 Jam untuk mencapai Pantai Nambung, rutenya dari Mataram kemudian menuju Gerung dan terus ke arah Pelabuhan Lembar. Di pertigaan Segenter (Lembar) anda belok kiri menuju rute wilayah Sekotong. Jika sampai di Sekotong Tengah (ditandai dengan kantor polisi Sektor Sekotong sebelum pertigaan), setibanya di pertigaan Sekotong belok kiri saja, anda akan melalui jalur Teluk Sepi sekitar 8Km dengan akses jalan yang sudah beraspal bagus. 
Setelah melewati tanjakan dan turunan sepanjang 2Km ke arah Teluk Sepi, lurus saja di pertigaan Pasar Buwun Mas sejauh 4km ke arah timur. Sepanjang 1km sebelum mencapai Pantai Nambung anda akan disuguhkan dengan view pantai yang indah di sisi kanan jalan dengan beberapa gili di tengahnya. 
Sepanjang perjalanan dari Teluk Sepi ke Pantai Nambung memang terkesan sedikit sepi, namun tidak perlu khawatir, daerah ini cukup aman walaupun menyisiri tepian bebukitan dan sisi pantai yang dipenuhi pepohonan sejenis Mangrove. Sesampainya di sebuah tikungan dengan view bukit dan menanjak, anda akan melihat sebuah papan nama sederhana bertuliskan Pantai Nambung yang dibuat oleh warga. Mampir saja di rumah rumah penduduk dan tanyakan lokasi Tanjung Jagog, anda bisa memarkirkan kendaraan anda di rumah rumah penduduk atau di tempat parkir umum yang sudah di sediakan. 
Pantai Nambung di Sekotong
Pemandangan Sekitar Pantai Nambung (c) caderabdul.wordpress.com
Dari area rumah penduduk, anda harus berjalan kaki sejauh 500 meter menyisir pasir putih dan bebatuan pinggir pantai untuk menyaksikan fenomena alam yang cantik ini. Berhati-hatilah melewati bebatuannya, karena selain licin bebatuan ini juga sedikit tajam. Jika kurang yakin untuk berjalan sendiri, cari saja sebuah gubuk sederhana terdekat dengan air terjun tersebut, seorang nelayan tua bernama Pak Tahir akan senang sekali membantu anda menuju lokasi air Terjun asin Tanjung Jagog.

VIDEO AIR TERJUN TANJUNG JAGOG DI PANTAI NAMBUNG
Untuk mendapatkan view air terjun yang dahsyat, saran saya datanglah di kisaran jam 10.00 pagi sampai jam 03.00 sore, karena saat air laut surut maka volume ombak yang datang dan membentuk aliran air terjun akan kurang besar atau bahkan tidak ada sama sekali. Untuk pilihan akomodasi atau hotel di sekitar tempat ini belum ada, namun anda bisa memilih beberapa hotel terbaik yang ada di wilayah Sekotong Barat diantaranya adalah Cocotinus Sekotong, Krisna Bungalows, Villa Yukie dan lainnya. Klik disini untuk lebih detail.
 
Sumber: http://www.wisatadilombok.com/2014/10/air-terjun-asin-tanjung-jagog-fenomena.html

Sejarah Nusa Tenggara Barat Periode Awal Perkembangan Islam

Sejarah Lombok - Pada awal pemerintahan raja-raja di Nusa Tenggara Barat, pengaruh agama Hindu sangat kuat. Hal itu tidak dapat dilepaskan dari pengaruh ekspansi kerajaan Majapahit ke wilayah itu. Namun dengan runtuhnya kerajaan Majapahit menjadikan pengaruh agama Hindu mulai berkurang seiring dengan mulainya pengaruh agama Islam di kalangan masyarakat pesisir. 
 
Munculnya kerajaan Demak di Jawa Tengah membawa pengaruh besar pada meluasnya ajaran agama Islam di Nusa Tenggara Barat. Pengaruh agama Islam di wilayah Nusa Tenggara Barat ini pada umumnya dibawa oleh orang Melayu.
 
Makam Batulayar Lombok (c) google.com
Pengaruh agama Islam di Bima ini tidak bisa dilepaskan dari dukungan Raja I Maliingkaang Daeng-Mannyonriq (1570-1636) dari Makassar, yang kemudian dikenal dengan nama Karaeng Matoaya yang memegang peranan penting dalam penyebaran agama Islam di wilayah itu. 
 
Pengaruh agama Islam dalam kerajaan Bima ini mulai muncul sejak pemerintahan Raja Manuru Salehi sekitar tahun 1605 dan mulai berkembang pesat pada masa pemerintahan Raja Abdul Kahir (1620-1640).

Raja Abdul Kahir disebut juga sebagai Sultan Bima I, karena beliau adalah raja yang pertama kali memeluk agama Islam di Bima, sehingga dianggap sebagai pemisah dengan raja Bima sebelumnya yang menganut agama Hindu. Agama Islam kemudian menjadi agama resmi raja-raja di Nusa Tenggara Barat.
 
sumber: http://www.wisatadilombok.com/2015/05/sejarah-nusa-tenggara-barat-periode_18.html

Kawasan Wisata Pura Suranadi


Jika Anda ingin merasakan pembaruan spiritual, serta menikmati kesegaran alam, sekaligus mencicipi masakan tradisional Pulau Lombok, Kawasan Wisata Pura Suranadi merupakan pilihan yang tepat. Di kawasan ini, Anda akan menemukan tiga tempat dengan keunikan pengalaman yang berbeda.

Tak hanya di Pulau Bali saja, Anda pastinya bisa dengan mudah menemukan pura di Pulau Lombok. Pura-pura di Lombok mayoritas dibangun pada abad ke-18. Setiap pura memiliki ciri khas dan keunikan yang berbeda-beda. Jika Anda berkunjung ke Pura Suranadi, Anda akan menemukan karakteristik pura ini. yaitu lima pancuran suci. Kelima pancuran ini bersumber dari gunung Rinjani. Dari kelima pancuran tersebut pura ini memiliki julukan “Pura Panca Tirta”.

Kawasan Wisata Pura Suranadi LombokKelima pancuran suci ini dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit, yang dalam bahasa Sasak disebut “Ngentas Male”. Masyarakat Hindu percaya bahwa setelah berdoa, kemudian menyucikan diri dengan air dari kelima pancuran tersebut, maka mereka akan mendapatkan kehidupan yang baru atau “Suranadi”.

Menurut legenda, pancuran suci ini berhubungan dengan seorang penyebar agama Hindu dari India yang bernama Dang Hyang Nirlata. Ia menyebarkan ajaran Hindu mulai dari Jawa, Bali, dan kemudian ke Lombok hanya dengan berjalan kaki. Ia selalu membawa sebuah tongkat. Saat mencapai Lombok, ia dan rombongannya sampai ke kawasan Suranadi. Di kawasan ini mereka beristirahat empat kali. Dan setiap beristirahat, Dang Hyang Nirlata menancapkan tongkatnya ke tanah dan keluarlah air yang bersih. Demikian empat dari lima pancuran tercipta.

Pancuran yang pertama disebut “air suci pembersih”. Yang kedua disebut “air suci pengentas”. Yang ketiga disebut “air suci pelukatan”, dan yang keempat disebut “air suci petirta”. Untuk mengingat jasa Dang Hyang Nirlata, umat Hindu di Pulau Lombok bagian Barat mengadakan upacara setiap bulan purnama Sasih Kapat (sekitar bulan Oktober dan November).

Memasuki area Pura Suranadi, Anda akan menemui tiga area yang terbagi. Yaitu Utama Mandala, Madya Mandala, dan Nista Mandala. Utama Mandala merupakan tempat yang paling suci, karena di pura inilah umat Hindu memanjatkan doa. Tidak semua orang boleh masuk ke Utama Mandala. Sedangkan dua tempat yang lain digunakan untuk aktivitas selain berdoa. Uniknya, Nista Mandala dan Madya Mandala letaknya dipisahkan oleh Jalan Wisata Suranadi.

Setelah “membersihkan diri” di Pura Suranadi, Anda bisa mengunjungi Taman Pemandian Suranadi yang berada di sebelah Selatan pura. Air di kolam utamanya berasal dari mata air. Jika Anda ingin merasakan kesegaran di bawah pancuran, Anda bisa menuju ke Pancuran Sembilan. Pacuran Sembilan ini mengalir dari sungai kecil yang berada di sebelah Barat taman.

Tak jauh dari Pura Suranadi, sekitar 100 Meter, Anda bisa menikmari pemandangan alam dan udaranya yang sejuk nan segar di Taman Wisata Alam Suranadi. Udara di tempat ini sangat sejuk. Karena hutan yang mengelilingi taman wisata alam ini masih terlindung dan terawat dengan baik. Di dalam Taman Wisata Alam Suranadi, Anda tak hanya menemui pepohonan bersar dan rimbun saja. Sesekali Anda akan menemukan tanaman langka, dan juga satwa-satwa liar seperti kijang, kera, dan berbagai macam burung.

sumber: http://id.lombokindonesia.org/pura-suranadi-lombok/

Menantang Ombak di Pantai Gerupuk


Berselancar di Pulau Lombok merupakan aktivitas yang menantang sekaligus menyenangkan. Sebagai pulau yang terhitung cukup kecil, Lombok memiliki banyak pantai yang indah. Beberapa diantaranya cukup menantang, salah satunya adalah Pantai Gerupuk. Bagi Anda yang gemar berselancar, jangan sampai Anda melewatkan Pantai Gerupuk. Pantai Lombok yang satu ini terkenal dengan ombaknya yang sangat cantik, yang akan menghantarkan Anda pada sensasi adrenalin. Pantai Gerupuk juga terbilang indah, dengan deburan ombaknya yang cukup besar. Gelombang ombaknya yang terkenal menjadikan Pantai Gerupuk sebagai pusat berselancar di Pulau Lombok.

Berselancar di Pantai Gerupuk LombokPantai Gerupuk terbentang di pesisir selatan Pulau Lombok. Pantai ini terletak di Desa Gerupuk, Kecamatan Lombok Tengah. Di wilayah Pantai Gerupuk ini sebelah Tenggara, Anda bisa mengunjungi lima tempat yang akan memuaskan hobi surfing Anda. Yang unik dari kelima tempat ini adalah tempat-tempat tersebut memiliki nama dari bahasa setempat, sekaligus nama internasional yang diberikan oleh peselancar mancanegara. Yaitu Batu Teong (Dondon), Prigi (Inside), Giligoleng (Outside), Batu Lawang (Kids Point), dan Terasaq (Outside Left).

Ombak di kelima tempat tersebut sangat liar, sehingga menantang Anda penyuka olahraga selancar untuk mengalahkannya. Ombaknya bisa mencapai ketinggian hingga 3 Meter. Cukup menantang bukan? Pantainya yang juga berpasir putih dan dikelilingi pemandangan yang indah, membuat Pantai Gerupuk ini selalu ramai dikunjungi. Namun sebagian besar pengunjung berasal dari mancanegara. Pada sore harinya, jika Anda ingin menikmati pemandangan Pantai Gerupuk dari sisi lain, Anda bisa menaiki bukit kecil yang ada di sebelah timur. Dari tempat ini, Anda bisa melihat keseluruhan Pantai Gerupuk dengan latar belakang matahari terbenam.

Setelah puas beraktivitas di air, Anda bisa berjalan-jalan di pedesaan sekitar pantai. Di sepanjang jalan, Anda akan menemui kafe-kafe yang dikelola oleh penduduk setempat. Tak sedikit yang juga mengubah rumahnya menjadi homestay. Setelah berjalan agak jauh Anda akan menemukan tenda yang berwarna-warni. Di situ Anda bisa menyaksikan para perempuan setempat sedang membersihkan rumput laut hasil panen, yang dikemas ke dalam bungkusan besar. Bungkusan rumput laut itu kemudian akan dikirim ke Pulau Bali dan Pulau Jawa (Surabaya).

Mayoritas penduduk setempat memiliki mata pencaharian sebagai nelayan, petani rumput laut, dan peternak ikan yang menggunakan Bagang Apung dan Keramba. Mereka juga menyewakan perahunya untuk orang-orang yang ingin berselancar.  Bila Anda masih memiliki waktu, kunjungi pula Balai Konservasi Kelautan. Disitu Anda bisa menambah pengetahuan Anda tentang berbagai biota laut dan ekosistemnya.

Lokasi Selancar di Pantai GerupukPantai Gerupuk hanya berjarak sekitar 9 Kilometer dari Pantai Kuta Lombok, namun sangat jauh jika dicapai dari Kota Mataram. Anda bisa mencapai Pantai Gerupuk dengan menggunakan kendaraan darat. Jika Anda menggunakan kendaraan sendiri, Anda bisa mengambil jalur Mataram-Cakranegara-Kediri-Praya-Penujak-Sengkol-Kuta-Desa Gerupuk. Namun jika Anda memilih kencaraan umum, Anda bisa menaiki jurusan Mataram-Bertais-Praya-Sengkol. Setibanya di Sengkol, Anda harus berganti angkutan dan mengambil jurusan Sengkol-Kuta. Setelahnya, Anda bisa mencapai Pantai Gerupuk dengan menggunakan ojek.
Beberapa tempat wisata Pulau Lombok berada tak jauh dari Pantai Gerupuk, sehingga mungkin Anda bisa menjadwalkan untuk berkunjung ke beberapa tempat. Seperti Pantai Kuta, Pantai Mawun, Pantai Selong Belanak, dan Desa Sade.

sumber: http://id.lombokindonesia.org/pantai-gerupuk-lombok/

Furniture “Cukli” Dari Lendang Re Lombok

Kerajinan Cukli, Lendang RePulau Lombok memiliki sebuah hasil kerajinan tangan yang khas, yang tidak akan Anda temukan di tempat lain. Nama handicraft tersebut adalah Cukli. Kerajinan Cukli merupakan hasil kerajinan yang terbuat dari kayu dengan hiasan potongan kulit kerang, yang ditanam dalam kayu. Misalnya asbak, pigura, tempat tisu, kotak perhiasan, kursi, meja, lemari, sampai tempat tidur.
Jika Anda menemui hasil kerajinan ini, bisa dipastikan Anda akan penasaran dengan produk ini. Anda bisa mengunjungi Desa Lendang Re Lombok untuk melihat proses pembuatan Cukli, bagaimana kulit kerang bisa ditanam ke dalam kayu. Desa kecil ini merupakan “tempat kelahiran” Cukli, yang terletak sekitar 10 Kilometer sebelah Timur Kota Mataram.

Meja, Kerajinan Cukli, LombokDengan menggunakan kendaraan pribadi, Anda bisa melewati Jl. Pejanggil-Jl. Sultan Hasanudin-By pass. Di sisi Selatan jalan by pass Anda akan menemui sebuah gapura besi yang sederhana. Di atas gapura tersebut terdapat tulisan “Selamat Datang Di Sentra Kerajinan Cukli Lendang Re”. Melewati gapura tersebut, Anda sudah masuk dalam kawasan Desa Lendang Re Lombok.


Furniture Cukli LombokSekarang ini hanya tersisa 4 keluarga yang masih berkecimpung dalam kerajinan Cukli. Empat keluarga tersebut bertempat tinggal saling berdekatan. Sehingga jika Anda berkunjung, Anda akan mendapati ke-empat keluarga tersebut sekaligus. Sebenarnya, dahulu hampir semua keluarga di desa ini menekuni usaha kerajinan Cukli. Namun setelah peristiwa Bom Bali 1, sebagian besar mengalami penurunan hasil yang drastis. Pengunjung desa ini pun menurun drastis. Sehingga hanya beberapa pengunjung saja yang mendatangi desa ini, untuk memesan langsung kerajinan Cukli.

Pengerajin Cukli juga tinggal beberapa orang saja. Namun semua produk kerajinan Cukli dibuat oleh pengerajin-pengerajin Desa Lendang Re Lombok. Tetapi, beberapa bahan seperti asbak dan tempat tidur dipesan dari desa tetangga. Kayu yang di pakai untuk bahan dasar biasanya menggunakan kayu Mahogani. Kerajiinan dengan bahan kayu Jati akan lebih mahal, karena bahan tersebut didatangkan dari Pulau Jawa. Sedangkan bahan mentah kulit kerang didatangkan dari beberapa pulau lainnya, seperti Pulai Bali, Pulau Sulawesi, dan Flores.

Sentra Kerajinan Cukli Lendang Re LombokMayoritas hasil kerajinan Desa Lendang Re biasanya diproses secara menyeluruh di desa ini. Semua bahan dasar dikerjakan oleh para pengerajin di rumahnya masing-masing, hingga siap untuk dipasarkan. Namun ada juga beberapa kerajinan yang dikerjakan hanya separo proses. Sedangkan proses finishing dikerjakan oleh desa lain, misalnya Desa Labuapi.
Di Desa Lendang Re Lombok ini, Anda bisa menyaksikan proses pembuatan kerajinan Cukli secara keseluruhan di bengkel kerajinan mereka.  Mulai dari pemotongan kayu, penyusunan potongan kayu, pemotongan kulit kerang, penanaman kulit kerang, sampai proses finising berupa pemolesan, penghalusan, dan penyemiran. Pengerajin tersebut juga menerima pesanan khusus sesuai yang Anda inginkan. Jika pesanan Anda berukuran kecil, Anda bisa sekaligus melihat proses pengerjaannya. Namun jika berukuran besar, Anda bisa meninggalkan alamat sehingga pesanan Anda akan dikirim. Selain itu juga tersedia beberapa jenis Cukli yang siap untuk Anda bawa pulang.

sumber: http://id.lombokindonesia.org/cukli-desa-lendang-re-lombok/

Pink Lombok Yang Mempesona

Anda tahu Lombok? Pulau Lombok ini merupakan gugus kepulauan Nusa Tenggara yang dipisahkan dari Bali yaitu pada Selat Lombok di sebelah barat dan dari Sumbawa yaitu pada Selat Alas di sebelah timur. Lombok sama seperti Bali. Keindahan panorama alamnya mengundang para wisatawan baik lokal maupun dari mancanegara yang datang hanya untuk menikmati keindahan alam. Rata-rata objek wisata pantailah yang selalu ramai dikunjungi oleh pengunjung.
Ada banyak sekali objek wisata yang berada di Lombok, mulai dari wisata alamnya, wisata yang berbau pendidikan, hiburan, kuliner sampai wisata belanjanya, seperti Pantai Senggigi, Gili Trawangan, Air Terjun Sendang Gile, Pantai Pink, Hutan Monyet Pusuk, Pantai Tanjung dan masih banyak yang lainnya. 
Kali ini, saya akan mengajak Anda mengetahui Pantai Pink milik Lombok yang mempesona. Jika Anda pecinta wisata alam pantai, Anda tidak boleh melewatkan list pantai yang harus dikunjungi dengan Pantai Pink Lombok.
Pink Beach Lombok via https://www.flickr.com/photos/schristia/14881246434
Pantai Pink ini memiliki nama lain yang sering disebut dengan Pantai Tangsi. Namun, karena pasir pada pantai ini berwarna sangat berbeda dari pantai pada umumnya, yaitu berwarna kemerah-merahan atau pink, maka pantai ini lebih sering disebut dan dikenal dengan Pantai Pink.
Disarankan bagi Anda yang sangat menyukai warna pink atau termasuk Pinky Lovers, Anda akan sangat menyesal bila belum pernah mengunjungi Pantai Pink Lombok ini. Jika Anda berkunjung ke sana, jangan lupa untuk membawa camera dengan kualitas yang tinggi. Anda bisa berfoto bersama keluarga maupun teman atau bahkan orang terkasih di Pantai Pink yang sangat cantik ini. 
Pantai Pink ini terletak di Lombok Timur tepatnya di Desa Sekaroh. Pantai Pink ternyata bisa ditemukan juga di Pulau Komodo dengan pasir yang sama-sama berwarna pink. Warna pink pada pantai ini berasal dari serpihan-serpihan terumbu karang yang terbawa oleh air laut sehingga pasir berwarna pink. Warna pink ini akan sangat nampak apabila dibasahi dengan air laut dan dalam kondisi cuaca yang cerah. 
Ternyata, kata Tangsi itu sendiri memiliki arti. Terdapat di Kamus Bahasa Indonesia yang artinya barak atau asrama. Menurut opini masyarakat sekitar, dahulu pantai ini dijadikan tempat tinggal untuk tentara Jepang yang masih menjajah di Indonesia. Hal ini terbukti dengan adanya goa buatan dan juga terdapat meriam di pantai ini.
Ombak pada Pantai Pink ini kecil dan agak tenang tidak seperti ombak di Pantai Kuta Bali yang terguncang dengan dasyat. Maka dari itu, pantai ini sangat aman untuk anak Anda bermain, namun bukan berarti anak-anak terlepas dari perhatian Anda. Di sekeliling pantai, banyak sekali tebing yang menjulang tinggi dan bisa dinaiki oleh Anda sehingga Anda dapat menikmati desiran air laut dan hembusannya dari atas tebing. Untuk Anda yang berprofesi sebagai penulis, sangat cocok untuk mencari inspirasi dari atas tebing, menenangkan sejenak pikiran, dan merefresh kembali otak yang mungkin sudah hampir jenuh.
Anda juga dapat memainkan wisata air snorkeling untuk mengetahu keindahan bawah airnya. Anda akan melihat biota air dengan banyak ikan-ikan kecil yang berenang dengan lincah mengelilingi terumbu karang yang banyak di sana. Jangan lupa untuk membawa kamera bawah air atau sering disebut dengan Gopro. Anda bisa berfoto sepuasnya dengan latar belakang di bawah air, terumbu karang dan ikan-ikan yang sedang berenang di sekeliling Anda. 
Jika Anda ingin bermalam di Pantai Pink ini, ada banyak penginapan yang terdapat di sana. Atau jika Anda ingin menginap di hotel, Anda perlu ke pusat kota dan Anda akan menemukan hotel dengan beragam fasilitas yang disediakan yang dapat dengan mudah anda pesan melalui website Traveloka
Setelah Anda menjelajah dunia bawah airnya, Anda bisa berpetualang ke pulau-pulau kecil di sekitar Pantai Pink kurang lebih adalah 2 kilo meter dari pantai. Pulau-pulau kecil itu sangat banyak, Anda bisa ke Gili Trawangan yang juga terkenal dengan panorama alamnya yang sangat cantik. 
Untuk bisa sampai berpetualang ke pulau-pulau kecil, Anda harus menyewa perahu nelayan Pantai Pink yang bisa Anda sewa. Kapasitas dari perahu ini hanya dapat menampung sekitar 10 sampai 12 orang saja. Tarif yang dikenakan untuk satu orang yang ingin menyewa cukup murah. Anda hanya mengeluarkan Rp. 10.000 dari kantong Anda. 
Akses menuju Pantai Pink ini sebenarnya kurang memadai. Apabila posisi Anda berada di Kota Mataram, waktu yang ditempuh untuk mencapai tempat lokasi, Anda akan menghabiskan waktu sekitar 2 jam. Sembari bersabar untuk cepat sampai di Pantai Pink, Anda bisa melakukan aktivitas lain seperti membaca buku, novel, mendengarkan musik, atau bahkan melihat-lihat pemandangan sepanjang jalan. Pantai Pink ini dekat dengan Tanjung Ringgit, kira-kira 1 km sebelum Tanjung Ringgit.
 
sumber: http://www.wisatadilombok.com/2016/04/pink-beach-lombok.html

Kompleks makam di Lombok Timur diduga istana

Lombok Timur (ANTARA News) - Masyarakat Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, menduga kompleks pemakaman tempat disemayamkannya Datu Lingsir, Putra Mahkota Raja Selaparang, di Kampung Bahagia, Desa Lendang Nangka, adalah bagian dari istana.
"Dari hasil penggalian hingga hari ini kami memprediksi bahwa kompleks pemakaman ini adalah bagian dari istana," kata Sekretaris Umum Majelis Adat Sasak Paer Timuk, Kabupaten Lombok Timur, Lalu Malik Hidayat, di Lombok Timur, Jumat.

Dari hasil penggalian, kata dia, pihaknya menemukan bangunan yang diduga pintu gerbang karena ada beberapa anak tangga kemudian pelataran dan anak tangga lagi lalu bangunan teras.


Selain bangunan yang mirip seperti candi, kata dia, ada juga penemuan bangunan stupa. Bangunan ini digunakan sebagai makam, tempat menyimpan abu kalangan bangsawan atau tokoh tertentu.
Upaya penggalian di kompleks pemakaman umum seluas sekitar lima hektare tersebut, kata Lalu Malik, melibatkan unsur tokoh masyarakat Desa Lendang Nangka, Kecamatan Masbagik.
"Kami masih akan melakukan penggalian hingga beberapa hari ke depan, mungkin ada bangunan lainnya," ujarnya.

Selain bangunan diduga bekas istana, pada hari sebelumnya, Malik juga menemukan kuburan diduga tempat dimakamkannya Putra Mahkota Raja Selaparang. Makam tersebut sudah lama ada dan berada di kompleks pemakaman umum, namun khusus tidak terawat dan sudah tertutupi tanah, hanya batu nisan saja yang masih terlihat jelas. Masyarakat sekitar juga tidak pernah menghiraukan keberadaan makam tersebut, karena mereka juga tidak mengetahui secara pasti tentang siapa yang dimakamkan.

Informasi mengenai dugaan makam putra mahkota Raja Selaparang itu diperoleh dari salah seorang warga asal Malang, Jawa Timur, yang sudah berkelana hingga ke petilasan Raja Selaparang, di Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur. Ia juga mengaku warga dari Pulau Jawa itu meminta dirinya untuk membersihkan makam yang tertutupi tanah karena itu merupakan makam putra mahkota Raja Selaparang.
"Atas dasar informasi itu saya dan beberapa warga lainnya membersihkan makam tersebut, kemudian melihat ada deretan batu yang mengelilingi makam dan di tengahnya ada batu nisan yang bentuknya diduga memiliki hubungan dengan zaman Hindu Kerajaan Majapahit," ujarnya.
 
sumber: 

Tips Travelling ke Pulau Lombok

WISATADILOMBOK.com - Lombok memang indah dan bisa menjadi alternatif pilihan berlibur jika kamu tidak menginginkan tempat wisata yang terlalu ramai. Suasan Lombok masih alami dan lebih tenang.
Walaupun hanya beberapa jam saja menyeberang dari Bali, Lombok memiliki karakter alam dan budaya yang berbeda dari Bali. Untuk kamu yang sedang merencanakan liburan ke Lombok, berikut tips travel ke Lombok yang bisa kamu catat : 

1. KEBERANGKATAN

Atur waktu keberangkatan kamu dengan penerbangan yang efektif pada hari Jum'at. Untuk kamu yang dari Bandung, bisa mengambil penerbangan langsung Bandung - Lombok, sedangkan dari Jakarta ada beberapa pilihan penerbangan transit di Surabaya.
Jika kamu berangkat dari Bali, cara termudah untuk ke Lombok, bisa melalui penyeberangan umum dari pelabuhan Padang Bai. Biaya untuk kapal umum (Kapal Ferry) sekitar IDR 49.000 sedangkan kapal cepat (Fastboat) berkisar antara IDR 250.000 sampai IDR 300.000 dengan jarak tempuh satu jam saja.

Untuk kapal cepat kamu bisa cari harga termurah di situs penyedia fastboat seperti www.gililombokfastboat.com atau www.gilibokings.com
Gili Trawangan Lombok (c) google images

2. RENCANAKAN PERJALANAN

Melakukan perjalanan spontanitas memang seru, tetapi untuk tempat tinggal, kami menyarankan kamu untuk memesan akomodasi dua hari pertama sejak jauh hari. Karena saat pertama kali kita mendarat tentunya akan merasa lelah dan butuh waktu untuk beristirahat dengan segera.

Setelah istirahat, esoknya kita bisa jalan-jalan sambil coba mencari penginapan seru yang mungkin lebih murah. Itu tips jika kamu ingin liburan yang lebih spontan. Jika tidak ada waktu panjang untuk melakukan hal diatas, hendaklah memesan penginapan, transportasi dan lokasi yang ingin dikunjungi.

3. PENGINAPAN

Beberapa tempat di Lombok bisa menjadi rekomendasi untuk menginap tetapi tempat favorit masih berada di kawasan wisata Senggigi. Selain secara akses akan lebih dekat jika ingin menyeberang ke Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno, Senggigi menawarkan keramaian tempat makan dan daerah cukup ramai untuk suasanan wisata.
Musim ramai seperti Juni, Juli, Desember dan Januari bisa menjadi pertimbangan bagi kamu untuk memesan penginapan di awal keberangkatan.

4. TRANSPORTASI DAN PANDUAN WISATA

Lombok memang berbeda dari Bali, akan lebih nyaman jika kalian bisa menyewa mobil untuk bisa mengelilingi Lombok. Sewa mobil di Lombok memang sedikit lebih mahal daripada di Bali, tetapi kalian akan mendapatkan begitu banyak informasi lokasi wisata dari Sopir atau kalian bisa menggunakan beberapa jasa Tour Guide Lokal.

Selama di Lombok, kamu bisa mencoba jasa beberapa penyedia transportasi murah seperti Green Chili Travel ataupun Lombok Online Transport.

5. TABIR SURYA, TOPI DAN KACAMATA HITAM

Wisata andalan pulau Lombok adalah pantai-pantainya yang sangat indah dan eksotis. Mulai dari pantai Kuta, Tanjung Aan, pantai Mawun, Pink Beach, Tanjung Ringgit, dan masih banyak lagi. Efek panas pesisir pantai akan membuat kamu tidak nyhaman setelahnya. Setelah tabir surya, bawalah topi untuk laki-laki atau perempuan, selendang dan simpanan air mineral.
Jika ingin nyaman, kamu bisa membeli "after sun" atau krim pelembab setelah terkena paparan sinar matahari. Tanaman lidah buaya juga manjur untuk "merendam" kulit kita setelah seharian tersengat matahari. Tips ini bisa untuk semua termasuk anak kecil dengan catatan tidak memiliki alergi terhadap lidah buaya.

6. UANG TUNAI

Jika setibanya di Lombok, kamu persiapkan diri menyimpan uang tunai di dompet lebih banyak, ATM tidak terlalu banyak di beberapa spot wisata Lombok. Perhitungkan beberapa pengeluaran seperti sewa speed boat / sewa publik boat untuk bermain ke gili, beli cemilan dan air mineral, bayar tike masuk tempat wisata, makan siang dan sebagainya.

7. BERPAKAIAN YANG SOPAN

Mayoritas penduduk Lombok adalah suku Sasak yang beragama islam dan masih menjaga norma sosial dalam bermasyarakat. Walaupun Lombok menjadi salah satu destinasi wisata tetap saja kita tidak bisa sembarang dalam berpakaian.

8. HIBURAN MALAM

Untuk inilah kami menyarankan kamu untuk memilih akomodasi di sekitar Senggigi. Pusat kota Lombok, Mataram tidak terlalu ramai menjelang pukul 8 malam. Sementara jika kamu ingin menikmati suasana malam, ada beberapa cafe di Senggigi seperti Alberto, Banana Tree Cafe, warung Paradiso atau di Taman Restoran.
Gili Trawangan juga merupakan tempat untuk merasakan kehidupan malam Lombok. Tentu saja kamu harus menyeberang sejak siang atau sore dan bermalam di pulau. Biasanya tengah malam, pulau kecil padat wisatawan tersebut menggelar beberapa pesta dan hiburan musik hingga pagi.

sumber: http://www.wisatadilombok.com/2015/08/tips-travelling-ke-pulau-lombok.html

Tradisi Lebaran Ketupat dan Perang Topat di Lombok

BUDAYA LOMBOK - Negara Indonesia memang sangat kaya akan budaya, tradisi dan ada istiadat, tidak terkecuali tradisi dalam rangka melaksanakan rangkaian ibadah selama bulan Ramadhan sampai dengan perayaan Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri. Masing-masing daerah (etnis) memiliki tradisi yang berbeda-beda, dikemas secara khusus dalam suatu tradisi perayaan hari kemenangan setelah berpuasa menahan diri selama sebulan penuh di bulan Ramadhan. Ada sebagian wilayah yang merayakannya di hari H setelah melakukan sholat Hari Raya, dan ada pula yang merayakannya secara biasa-biasa saja, namun mempunya tradisi yang dikemas lebih meriah di hari lain.

Jika di Madura Perayaan Lebaran / Hari Raya Idul Adha Lebih meriah dibandingkan dengan perayaan Lebaran Idul Fitri, maka di Lombok memiliki tradisi unik yang dilakukan oleh hampir 90% masyarakat Lombok. Tradisi unik yang dilaksanakan 6 hari setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri itu disebut sebagai Perayaan Lebaran Ketupat atau Lebaran Topat.
Tradisi Lebaran Ketupat dan Perang Topat di Lombok
Tradisi Perang Topat Lingsar Lombok (c) www.tourbalilombok.com
Agama Islam mengajarkan bahwa ada keutamaan bagi orang orang yang melanjutkan puasa seminggu setelah puasa Ramadan yang biasa disebut sebagai puasa Syawal. Untuk mensyukuri berakhirnya puasa sunah tersebut, warga masyarakat di Lombok melaksanakan lebaran kedua setelah Idul Fitri yang disebut dengan nama Lebaran Ketupat atau Lebaran Topat. Kata “topat” diambil dari kata ketupat, yakni penganan masyarakat Lombok dihidangkan khusus pada perayaan Lebaran Ketupat.

Tradisi Lebaran Ketupat di Lombok berlangsung turun-temurun semenjak ratusan tahun lalu. Selain dianggap sebagai rangkaian kegiatan untuk merayakan Idul Fitri, acara tersebut juga memiliki misi mempertahankan tradisi leluhur dan nenek moyang. Jika dikaji lebih mendalam, akan dijumpai banyak nilai-nilai yang terkandung dalam Lebaran Nine (wanita). Mulai dari nilai budaya, agama, hingga pesta kerakyatan.

Dari aspek agama misalnya, masyarakat / warga Sasak melaksanakan Perayaan Lebaran Ketupat dengan melakukan kegiatan-kegiatan ritual Keagamaan. Diantaranya adalah berziarah ke makam para wali /ulama terkenal yang telah berjasa membawa agama Islam ke Pulau Lombok. Di Kota Mataram, masyarakat biasanya akan datang merayakan Tradisi Lebaran Ketupat ke dua tempat bersejarah, yaitu Makam Bintaro dan Makam Loang Baloq di Tanjung Karang.

Pada kegiatan perayaan Lebaran Ketupat, Makam Loang Baloq yang berlokasi tepat di sebelah Pantai Tanjung Karang Mapak akan penuh sesak oleh peziarah sejak pukul 07.00 pagi. Selain memanjatkan doa, mereka juga berebutan untuk mencuci muka dan kepala dengan air di atas makam yang dianggap keramat tersebut. Sama halnya dengan situasi yang berlangsung di Makam Bintaro, dalam ziarah kubur, para peziarah sejatinya tidak hanya memanjatkan doa kepada sang Khalik, namun juga melakukan berbagai macam ritual keagamaan dan atraksi simbolik perayaan Tradisi Lebaran Ketupat. Diantaranya adalah mencukur rambut bayi yang biasa disebut ngurisan. Tradisi ini diyakini akan menjadikan anak tersebut anak yang saleh dan sukses di masa yang akan datang.

Tidak hanya sebatas itu, perayaan Lebaran Ketupat tersebut juga disebut menjadi haul bagi mereka yang telah mencapai kesuksesan atau rezeki yang lebih dalam hidupnya. Untuk mensyukuri nikmat Tuhan tersebut, mereka datang dengan membawa perbekalan berupa makanan berupa ketupat, pelalah ayam, daging, opor telur, pakis, paku, urap-urap, dan pelecing kangkung yang kemudian dimakan beramai-ramai di area / halaman makam.

Setelah selesai berziarah ke Makam, para pengunjung lalu berpindah ke jalur pantai, mulai Pantai Bintaro hingga ke Pantai Tanjung Karang. Menyusuri tepi pantai sambil membawa hidangan ketupat yang diramu dan dibumbui dengan bahan-bahan segar ala Pulau Lombok menjadikan tradisi Lebaran Ketupat ini menjadi terlihat unik, ditambah lagi dengan berbagai pertunjukan musik tradisional yang diselenggarakan oleh Pemerintah dalam rangka upaya pelestarian budaya dan Tradisi.

TRADISI PERANG TOPAT, CERMIN KERUKUNAN BERAGAMA

Tradisi Perang Topat di Lingsar Lombok
Tradisi Perang Topat Lingsar Lombok (c) enchanting-lomboksumbawa.com
Selain wisata alam yang tersebar di berbagai penjuru, di Lombok juga terdapat banyak sekali wisata budaya, diantaranya adalah “TRADISI PERANG TOPAT” yang merupakan tradisi turun temurun yang mulai dilakukan sepeninggal penjajahan Bali di Lombok di masa lampau. Tradisi ini di lakukan dengan cara saling lempar dengan menggunakan ketupat antara Ummat Islam dan Ummat Hindu Lombok. Dengan menggunakan pakaian adat khas Sasak dan Bali ribuan warga Sasak dan umat Hindu bersama-sama dengan damai merayakan upacara keagamaan yang dirayakan tiap tahun di Pura Lingsar, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.

Tradisi Perang Topat yang diadakan di Pura terbesar di Lombok (peninggalan kerajaan Karangasem) ini merupakan pencerminan dari kerukunan umat beragama di Lombok. Prosesi Perang Topat dimulai dengan mengelilingkan sesaji berupa makanan, buah, dan sejumlah hasil bumi sebagai sarana persembahyangan dan prosesi ini didominasi masyarakat Sasak dan beberapa tokoh umat Hindu yang ada di Lombok. Sarana persembahyangan seperti kebon odek, sesaji ditempatkan didalam Pura Kemalik.

Prosesi kemudian dilanjutkan dengan perang topat, bertepatan dengan gugur bunga waru atau dalam bahasa Sasaknya “rorok kembang waru” yakni menjelang tenggelamnya sinar matahari sekitar pukul 17.30. Perang topat merupakan rangkaian pelaksanaan upacara pujawali yaitu upacara sebagai ungkapan rasa syukur umat manusia yang telah diberikan keselamatan, sekaligus memohon berkah kepada Sang Pencipta.

NILAI BUDAYA DARI TRADISI LEBARAN KETUPAT DI LOMBOK

Dalam perayaan Lebaran Topat di Lombok, Nusa Tenggara Barat, kita dapat mengetahui bahwa perayaan tersebut mengandung dua dimensi yaitu dimensi sakral dan sosial. Dimensi sakral berkaitan dengan persepsi dan pengharapan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan dimensi sosial berkaitan dengan upaya menjaga harmoni kehidupan antar sesama.

Penggunaan ungkapan Lebaran Nine atau lebaran wanita terhadap Lebaran Topat menunjukkan bahwa Lebaran ini mempunyai posisi penting dalam ekspresi keislaman masyarakat Lombok. Lebaran Topat adalah pasangan Lebaran Mame (Idul Fitri). Oleh karena itu, perayaan Lebaran Topat agaknya mempunyai tujuan yang sama dengan Lebaran puasa Ramadhan. Yaitu untuk mencapai kehidupan yang fitri, suci.

Penggunaan ketupat yang berbentuk segi empat sebagai nama Lebaran dan menu makan utamanya merupakan khasanah kearifan lokal masyarakat untuk mengingatkan manusia terhadap asal muasalnya. Ketupat berbentuk segi empat menunjukkan bahwa manusia terdiri dari air, tanah, api dan angin.

Lebaran Topat juga bisa diartikan menjauhkan diri dari nafsu kebendaan dan membersihkan batin dari sikap dengki dan iri hati setelah nuraninya terjerembab oleh ego dan kemeriahan budaya materi yang semu. Ritual berseraup atau membasuh muka dengan air memberi makna bahwa tindakan tersebut merupakan cara untuk membersihkan kotoran yang melekat di wajah. Jika wajah dan hatinya bersih, maka orang itu tidak akan sakit baik secara fisik ataupun mental.

Mengambil air di Lingkok Mas mempunyai arti bahwa air laksana emas yang mahal harganya dan sangat penting bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, air harus dijaga kebersihannya supaya tidak tercemar oleh bermacam limbah yang dapat menyebabkan makhluk hidup menjadi sakit, dan tanaman tidak bisa tumbuh dan berkembang.  Sedangkan kegiatan besambek bertujuan agar manusia tenang menjalani kehidupan, alam pikiran tetap jernih, terbebas dari segala macam gangguan (jin dan setan) termasuk untuk mendapatkan rezeki yang halal. Sebagaimana disebutkan dalam pepatah Sasak :

Manis-manis buak ara
Pedis-pedis rasen nasi
Manis rasanya si buah ara
Kecut-kecut rasanya nasi


Pepatah di atas mengandung pesan bahwa menyantap makanan hasil keringat sendiri terasa lebih nikmat, ketimbang disuguhkan makanan yang lezat namun didapat dengan cara yang tidak halal.

Selain itu, Lebaran Topat juga dapat menjadi otokritik dan introspeksi bagi manusia untuk mengenal kembali jati dirinya setelah menempuh perjalanan hidup selama satu tahun, yang banyak diwarnai dengan dosa individual dan dosa sosial. Pepatah Sasak mengatakan “dendek ipuh pantok gong” (tak usah segan memukul/membunyikan gong). Pepatah tersebut mengingatkan manusia agar mengoreksi diri, di antaranya terbuka terhadap saran dan kritik orang lain. Selain itu, acara makan ketupat bersama-sama menunjukkan masih terpeliharanya nilai-nilai kebersamaan di antara mereka.

Namun demikian, banyaknya potensi yang terkandung dalam perayaan Lebaran Topat, khususnya aspek ekonominya, harus disikapi secara bijaksana. Kesalahan dalam menyikapinya, tidak mustahil akan menghilangkan nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya sehingga kegiatan ritual ini hanya akan menjadi pesta rakyat yang kehilangan ruhnya.
 
sumber: http://www.wisatadilombok.com/2013/05/tradisi-lebaran-ketupat-perang-topat-di.html

Masjid Kuno Bayan, Masjid Tertua di Pulau Lombok

Sejarah Lombok - Kabupaten Lombok Utara yang dimekarkan tiga tahun lalu, ternyata bukan saja kaya dari sisi budaya dan pariwisata, namun juga memiliki situs sejarah yang masih berdiri tegak hingga sekarang. Situs yang dimaksud adalah Masjid Kuno Bayan Beleq, Desa Bayan Kecamatan Bayan, sebagai saksi bisu masuknya agama Islam di Pulau Lombok.
Masjid yang berdiri disebuah bukit dan dikelilingi beberapa cungkup makam para penyebar agama Islam ini, diperkirakan dibangun ratusan tahun lalu, oleh seorang muballigh. Namun hingga saat ini belum ditemukan sumber tertulis siapa pendirinya dan pada tahun berapa didirikan. Yang jelas usia masjid yang kini dijadikan sebagai ikon pariwisata budaya ini sudah cukup tua.

Masjid kuno Bayan Beleq berukuran 9 X 9 meter persegi, dengan dinding rendah dari anyaman bambu. Sementara atapnya berbentuk tumpang yang tersusun rapi dari bilah bambu atau dikenal dengan bahasa Dayan Gunung atap santek dengan lantai tanah yang dasarnya dari susunan batu kali.

Masjid kuno ini selain sebagai ikon wisata, juga diabadikan dalam lambang daerah kabupaten Lombok Utara. Masjid Kuno Bayan Beleq digambarkan dalam bentuk siluet bewarna merah sebagai integritas peradaban masyarakat Lombok Utara. Disebutkan, bangunan Masjid Kuno Bayan menggambarkan tonggak peradaban masyarakat Lombok Utara yang dibangun berdasarkan kesadaran kosmos, kesadaran sejarah, kesadaran adat dan kesadaran spiritual. 
Papan Nama Masjid Kuno Bayan (c) google.com
Masjid Kuno Bayan, merupakan salah satu warisan budaya yang harus dipelihara sebagai situs cagar budaya yang berkontribusi dalam National Heritages. Warna merah pada stilisasi bangunan masjid kuno Bayan menunjukkan keberanian untuk menegakkan jati diri sebagai masyarakat budaya yang dibangun berdasarkan religiusitas yang kuat. Konstruksi Masjid Kuno Bayan memiliki filosofis tersendiri, yang terdiri dari kepala, badan dan kaki, menggambarkan dunia atas, dunia tengah dan dunia bawah yang merupakan satu kesatuan dalam entitas kosmos masyarakat Lombok Utara.
Konstruksi Bangunan Masjid Kuno Bayan dari Sisi Utara bagian barat (c) google.com
Bila dilihat dari jarak dekat, Masjid Kuno Bayan Beleq tak ubahnya rumah-rumah di desa Bayan, yang bentuk bangunannya serupa dengan bentuk bangunan rumah-rumah tradisional asli masyarakat Bayan. Saat pertama kali melihatnya, Anda mungkin tidak akan mengira bahwa bangunannya merupakan sebuah masjid.
Di dalam masjid juga terdapat sebuah bedug dari kayu yang digantung di tiang atap masjid serta makam beleq (makam besar) dari salah seorang penyebar agama Islam pertama di kawasan ini, yaitu Gaus Abdul Rozak. Di belakang kanan dan depan kiri masjid terdapat dua gubuk kecil yang di dalamnya terdapat makam tokoh-tokoh agama yang turut membangun dan mengurus masjid ini sejak dari awal. 
Bangunan Masjid Kuno Bayan (c) google.com
Denah masjid berbentuk bujur sangkar, panjang sisinya 8,90 m. Di topang 4 Soko Guru (tiang utama) yang dibuat dari kayu nangka, berbentuk bulat (silinder) dengan garis tengah 23 cm, tinggi 4,60 m. Keempat tiang tersebut berasal dari empat desa (dusun) yaitu : Tiang sebelah Tenggara, dari desa Bilok Petung Lombok Timur. Tiang sebelah Timur laut, dari desa Terengan. Tiang sebelah Barat laut, dari desa Senaru, Tiang sebelah Barat Daya, dari Dusun Semokon Desa Sukadana.
Pakaian yang dikenakan para kiyai dan imam Masjid Kuno Bayan juga memiliki arti tersendiri, karena yang boleh masuk adalah keturunan dari para penghulu atau kyai yang menyebarkan agama Islam terdahulu. Satu contoh warna putih yang digunakanpara kiyai melambangkan arti kesucian, sedangkan kain panjang (dodot) berwarna merah memberi arti jiwa kepemimpinan, dilengkapi dengan sapuq atau bongot (ikat kepala) yang juga sudah menjadi tradisi tersendiri. 
View bagian dalam masjid Kuno Bayan (c) google.com
Bedug di dalam Masjid Kuno Bayan (c) google.com
Atap Masjid Kuno Bayan (c) google.com
Tidak diperkenankan menggunakan celana dalam bentuk apapun. Untuk kaum perempuan cukup menggunakan kemben, yakni kain yang hanya sebatas dada. Hal tersebut dilakukan karena dikhawatirkan pakaian yang biasanya digunakan, telah terkotori oleh berbagai macam jenis kotoran (najis).
Masjid Kuno Bayan dikelilingi oleh makam para kyai yang membawa Islam pada zaman dahulu. Selain itu, juga terdapat beberapa cungkup makam. Tercatat beberapa nama di makam tersebut, antara lain: Pawelangan, Titi Mas Puluh, Sesait dan Karem Saleh. Mereka adalah tokoh-tokoh yang menyebarkan Islam di Lombok. Makam tersebut dibuat seperti rumah dari bedek (dinding dari bambu).

Salah satu makam yang diperlakukan beda adalah makam Sesait. Konon, makam ini tidak pernah diperhatikan ahli keluarganya hingga timbul mitos yang terjadi yaitu bencana kematian akan datang bagi anak cucu keturunan Sesait. Namun, mitos ini sepertinya tidak terbukti, karena sampai sekarang keturunan Sesait masih bisa kita temukan di Desa Bayan.
Di sekitar Masjid juga bisa kita temukan Makam Reak, yakni makam Syekh Abdul Razak yang menyiarkan agama Islam secara luas sampai ke belahan negara yang lain pada abad ke 16/17 M. Namun, di setiap daerah dakwahnya Syekh Gauz Abdul Razak selalu berganti nama, oleh karena itu beliau tidak terlalu dikenal.

Bagi anda yang mau berkunjung ke Masjid kuno Bayan Belek, tak terlalu sulit, karena sarana transfortasi baik dari ibu kota provinsi NTB (Mataram) maupun dari timur Labuhan Lombok cukup lancar. Memang masjid ini dari tepi jalan lingkar Pulau Lombok tak begitu tampak , yang kelihatan hanya pagar tembok dengan dua rumah kecil di kedua sisi gerbang yaitu kantor tempat pendaftaran pengunjung dan rumah penjaga situs. Sementara di sebelahnya terdapat sebuah berugak tempat beristirahat bagi para pengunjung. Bangunan masjid ini baru kelihatan setelah memasuki pagar beberapa belas meter di tengah rindangnya pepohonan seperti sebuah gubuk di puncak bukit kecil. Selamat berkunjung.

sumber: http://www.wisatadilombok.com/2015/01/masjid-kuno-bayan-masjid-tertua-di.html